Sebuah
nasihat menyatakan, jangan berputus asa! Jika kakimu tersandung dan kau
terjatuh dalam lubang yang dalam, kau akan keluar darinya dalam keadaan yang
lebih hati-hati dan kuat.
Jangan bersedih! Jika anak panah
meluncur kepadamu dari orang yang paling dekat di hatimu, akan ada orang yang
mencabutnya, mengobati luka karenanya, dan mengembalikan kehidupan serta
senyuman kepadamu.
Jangan berlama-lama berdiri diatas
reruntuhan bangunan, terutama jika kelelawar telah menghuninya. Carilah kicauan burung pipit yang menyelinap
di balik cakrawala bersama sinar pagi yang baru.
Jangan melihat kertas yang warnanya
telah berubah, hurufnya tidak jelas, dan garis-garisnya tidak beraturan antara
derita dan keterasingan. Engkau akan mengetahui bahwa garis-garis itu bukan
tulisanmu yang terindah dan kertas itu bukan lembaran terakhir yang dapat kau
tulisi. Bedakan orang yang meletakan garis-garismu di hadapannya dan yang
melemparkannya bersama angin. Garis-garis itu bukan sekedar kata-kata indah
yang berllu, tetapi perasaan hati yang dihayati setiap hurufnya dan dirasakan
denyutnya.
Jangan menjadi seperti raja yang
berduka. Lihatlah burung yang menyanyikan lagu terindah! Ia bersuka ria dan
bergembira. Tiada sesuatu pun di dunia ini yang berhak mendapat satu tetes
darahmu.
Sumber : Kiat menjadi wanita paling bahagia di dunia dan di
akhirat/ Aidh Al- Qarni; penerjemah , Ust. Khozin Abu Faqih; Penyunting, Abdul
Hakim. Jakarta: Al-Itishom, 2004.
0 komentar:
Posting Komentar